RenuNgan Today




Wahai Gusti Allah,,, Tuhan yang menguasai hati, Maha Membolak-balikkan hati...tetapkan aku dan saudaraku seiman untuk tetap teguh terhadap syariat yg di bawa untusan - Mu,,,bagindaku, Sang Penyafa'at kelak di hari kiamat... tetapkan kami untuk tetap berada di shaf golongan yang masuk surga karena rindu akan Cinta Kasih Mu Wahai Gusti Allah Penguasa Jagad Raya..






Featured Post 1 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Featured Post 2 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Featured Post 3 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Featured Post 4 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Featured Post 5 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Join The Community

Sabtu, Februari 12, 2011

Sikap Menghadapi Heterogenitas Agama


 Hidup di suatu daerah yang heterogenitas agamanya tinggi adalah suatu tantangan tersendiri bagi seorang muslim. Bagaimana tidak? Hidup di lingkungan seperti itu butuh pengertian dan kefahaman yang mendalam terkait dengan etika bergaul. Sebenarnya etika bergaul dibutuhkan tidak hanya dengan antar agama tapi juga sesama agama. Namun sikap yang perlu diwujudkan dalam hal ini adalah memelihara bagaimana caranya agar seorang muslim dapat hidup secara kondusif dengan keadaan yang seperti itu.
            Langkah awal yang harus diambil adalah memperkuat keyakinan terkait hubungan manusia terhadap Penciptanya. Hal ini didasarkan agar seorang muslim tersebut tidak goyah mempertahankan keimanannya dalam hidup berdampingan dengan mereka (antar agama). Keyakinan yang kuat akan menuntun pemiliknya untuk bersikap sebagaimana mestinya. Tanpa adanya keyakinan seorang muslim akan mudah digoyahkan.
            Contohnya saja sebagai seorang muslim yang tidak punya landasan agama yang cukup akan mudah ikut – ikutan orang lain dalam hal apapun mulai dari tren sampai gaya hidup. Berbeda halnya dengan muslim yang memegang teguh ajaran agamanya akan lebih waspada menghadapi kenyataan seperti itu. Apabila dua muslim tersebut dihadapkan dalam keadaan yang sama yakni hidup di dalam heterogenitas agama kemungkinan besar salah satu dari mereka akan bersikap acuh dan tidak bisa memegang teguh ajaran mereka. Padahal dua orang muslim tersebut berasal dari agama yang sama yakni agama Islam misalnya. Hal itu disebabkan karena kurangnya penekanan agama yang mereka terapkan dalam hidup bermasyarakat. Kenyataan seperti itu sudah tidak asing di kehidupan saat ini. Maka dari itu bekal agama harus diperkuat untuk dijadikan pedoman hidup seorang muslim.
            Seperti yang tercantum dalam ayat di bawah ini yang menjelaskan mengenai perbedaan kiblat umat satu dengan lainnya yang sama – sama diperintahkan untuk berlomba – lomba dalam hal kebajikan tertuang dalam QS. Al Baqarah :148
Artinya : Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba – lombalah kamu dalam hal kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
            Perbedaan kiblat tersebutlah yang menjadi acuan untuk saling bertoleransi antar umat beragama serta menunjukkan betapa Maha Berkuasanya Allah SWT yang telah menurunkan berbagai jenis agama yang disempurnakan oleh ajaran sesudahnya dan berujung pada Al-Qur’an.
            Langkah selanjutnya yakni adalah saling memahami. Yang dimaksud disini adalah memahami bagaimana seseorang hidup dalam lingkungan yang heterogen. Langkah ini adalah cara yang harus dipraktekkan. Namun tanpa dipraktekkan pun bisa ditarik hasil dengan menggunakan cara lain yakni pengamatan lebih dekat terhadap kehidupan mereka. Alangkah baiknya seorang muslim itu menaruh prasangka positif terhadap umat agama lain agar tidak tercipta rasa saling curiga. Memberi kesan positif agar dituai hasil yang positif pula dari hasil interaksi tersebut. Ditekankan pada agama lain karena yang dibahas adalah masalah heterogenitas antar umat beragama.
            Sesuai dengan fungsi hubungan sosial yang terjalin dalam masyarakat yakni menyebabkan terjadinya suatu interaksi positif dalam suatu lingkungan yang heterogen. Meskipun pada dasarnya syariat yang mereka jalankan itu berbeda namun sebenarnya tujuan mereka adalah satu yakni Allah SWT yang penyebutannya saja berbeda – beda. Syariat yang diajarkan dalam agama islam memiliki ciri yang berbeda dengan syariat orang majusi, yahudi, maupun nasrani. Hal itu disebabkan karena tiap – tiap umat memiliki rasul yang berbeda dan membawa ajaran yang berbeda pula. Berbeda dengan kata lain menyempurnakan ajaran sebelumnya. Hal ini seperti yang tercantum dalam QS. Al Hajj : 67
Artinya : Bagi setiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang (harus) mereka amalkan, maka tidak sepantasnya mereka berbantahan dengan engkau dalam urusan (syariat) ini, dan serulah (mereka) kepada Tuhanmu. Sungguh, engkau (Muhammad) berada di jalan yang lurus.
Adanya perbedaan tersebut bukan untuk diperangi dan dimusuhi melainkan untuk menujukkan kekuasaan Allah yang sungguh tak terkira batasnya. Dan dengan hal itu pula sebaiknya manusia dapat mengambil pelajaran darinya untuk terus mengintrospeksi diri dalam berbenah menjadi manusia yang lebih baik. Itulah fungsi adanya kefahaman terhadap kehidupan antar umat beragama yang tidak menimbulkan perpecahan melainkan kerukunan.
            Langkah terakhir dalam menghadapi heterogenitas agama adalah menciptakan suatu hubungan kekerabatan agar tercipta silaturrahmi antar umat beragama. Cara ini didasarkan oleh sikap Rasulullah dalam menghadapi orang – orang kafir yang membenci Rasulullah dan sering meludahinya. Namun ketika orang kafir tersebut sakit justru Rasulullah lah yang menjenguknya.
            Sikap Rasulullah tersebut merupakan teladan yang baik dalam menghadapi umat antar agama yang bersikap negatif pada orang muslim. Sudah sewajarnya perbedaan pendapat itu terjadi hingga menimbulkan keributan. Namun sebagai seorang muslim sudah seharusnya menciptakan kedamaian dan ketentraman karena sesungguhnya islam rahmatan lil ‘alamin. Begitu pula agama lain yang juga diperintahkan untuk berbuat kebajikan, dan beriman kepada Allah. Seperti firman Allah dalam QS. Al Baqarah :62
dan orang-orang Sabi’in,[1] siapa saja (diantara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan tidak bersedih hati.
Bahkan ayat tersebut diulang dua kali dalam QS. Al Maidah : 69
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Sabi’in, dan                orang-orang Nasrani, barang siapa beriman kepada Allah, kepada hari kemudian dan berbuat kebajikan, maka tidak ada rasa khawatir padanya, dan mereka tidak bersedih hati.


[1] Sabi’in ialah umat sebelum Nabi Muhammad SAW yang mengetahui adanya Tuhan Yang Maha Esa, dan mempercayai adanya pengaruh bintang-bintang.

Sabtu, Februari 05, 2011

RESENSI NOVEL


RESENSI  NOVEL
IDENTITAS NOVEL
1.       Judul                    : Serpihan Mimpi
2.       Pengarang          : Lina Kurniawati
3.       Penerbit              : Pustaka Insan Madani
4.       Tahun                  : 2007
5.       Tempat Terbit    : Yogyakarta
6.       Tebal                    : 297
7.       Ilustrasi                : dibuat oleh M. Yani Prasetyo
8.       Harga                   : Rp 30.150,00
Warna dasar covernya yang putih keabu-abuan serta dipadu dengan hamparan pohon – pohon yang tumbuh di sekitarnya merupakan sedikit ilustrasi dari sebuah novel yang berjudul Serpihan Mimpi. Ilustrasi pohon – pohon tersebut mengisyaratkan sebuah serpihan – serpihan mimpi.
Novel yang dikemas dengan ukuran mini ini menceritakan lakon seorang bocah perempuan yang masih kental dengan kehidupan di pedesan yang hanya berasal dari anak tukang batu lesung, Aisyah namanya.
                Meski Aisyah tinggal di pelosok pulau Kangean yang terpencil, tapi hal itu tak menyurutkan niat dan semangatnya untuk terus mencari ilmu. Denganberbekal ilmu agama yang sangat baik bagi kedua orang tuanya, ditambah dengan semangat juang yang tinggi, dia mampu melewati semua cobaan.
                Tak berhenti disitu saja, berkat hasil jerih payahnya selama ini beberapa beasiswa pun diperolehnya dengan cuma – cuma. Namnu, cobaan tak hanya cobaan. Dia datang silih berganti tak mengenal usia dan mewarnai setiap langkah kehidupan Aisyah. Suatu ketika, Aisyah ditimpa musibah yang begitu berat dan terus menerus datang menghampirinya dan…
                Dan masih banyak lagi masalah yang akan bermunculan tanpa bisa di duga. Novel yang berangkat dari kebersahajaan, perjuangan, cinta, air mata yang berujung pada pengharapan, do’a, dan keberhasilan ini mampu membuat pembaca larut sembari menitikkan air mata dan larut menyelami karakter tokoh utamanya. Selain itu, novel ini banyak mengandung pesan moral yang dapat dijadikan pijakan serta semangat untuk terus berusaha dalam kehidupan setiap pembacanya yaitu seperti pesan agar pembacatidah mudah menyerah pada keadaan dan tidak mudah berputus asa dalam suatu keadaan sesulit apapun, serta selalu tabah menghadapi setiap cobaan yang datang menghadang. Dari hal itu pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah di setiap cobaan yang diterima.
                Dari kesekian kelebihan tersebut, tak luput dari beberapa kelemahan antara lain penggunaan bahasa di awal cerita yang kurang begitu mengena serta masih terkesan muluk – muluk.
                Tak jauh dari semua itu, novel berbobot ini merupakan novel yang sangat cocok sekali dibaca oleh semua kalangan remaja agar dapat mengambil sisi positif dari hidangan novel serpihan mimpi ini. Bagi siapa saja yang tidak memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu serta mudah sekali berputus asa, novel ini sangat cocok untuk dikonsumsi karena akan menyalakan tegangan setrum yang terpendam serta untuk menumbuhkan semangat dan inspirasi baru.

Selasa, Januari 25, 2011

Jurusan, Antara Orang Tua dan Anak



Di zaman yang semakin mengglobal ini, sobat muda sudah tidak asing dengan bumbu kebarat-baratan. Rasa gengsi dan acuh sudah semakin menggelayuti kehidupan remaja. Bahkan seiring bertambahnya tahun remaja tidak terkontrol dengan iming-iming teknologi yang semakin canggih. Apalgi mengenai pendidikan. Seakan – akan pendidikan remaja sudah teracuni oleh nilai-nilai pamrih. Semua hal dinilai dengan materi.
                Misalnya saja yang selalu menjadi perbincangan hangat setiap tahunnya di bangku SMA adalah masalah PTN. Kalau sudah menyangkut PTN, remaja banyak yang kebingungan. Mau kemana aku? Ambil jurusan apa nantinya? Pasti pertanyaan – pertanyaan semacam itu sudah terngiang-ngiang di benak sobat semuanya.
                Coba lihat teman atau kakak kelas XII. Pasti mereka sibuk memikirkan hal itu. Apalagi jika ada seseorang yang bertanya jurusannya. Remaja harus mempersiapkan  jawaban dari pertanyaan itu. Memikirkan PTN itu hal yang sah – sah saja namun jika sudah terjun ke masyarakat hal tersebut tidak akan dipermasalahkan lagi. Lain halnya dengan jurusan. Harusnya remaja tidak hanya sibuk memikirkan PTN jika akhirnya hanya untuk gengsi n- gengsian.  Namun yang lebih penting dari hal itu adalah penentuan jurusan yang akan menunjukkan kemana arah pekerjaan seseorang. Jadi, hal itu harus diwaspadai.
                Selain hal itu ada masalah lain yang perlu diperhatikan dalam penentuan jurusan yaitu orang tua. Terkadang karena beberapa alasan orang tua memaksakan kehendak yang tidak sejalan dengan anaknya. Lalu gimana dong? Gimana solusinya? Mana yang harus dipilih? Patuh terhadap kehendak orang tua atau sesuai keinginan? Itu memang pilihan yang sulit. Jika kita memilih jurusan sesuai keinginan dalam arti lain tidak sesuai dengan kehendak orang tua dan ternyata tidak sukses, hal itu akan mengecewakan orang tua. Kalau sukses sih OK OK aja. Apabila menyesuaikan dengan keinginan orang tua adakalanya berhasil adakalanya tidak. Jadi semua tergantunga pada diri kita sendiri. Jika dengan berjalannya waktu sobat merasa mulai menyukai jurusan tersebut maka kemungkinan besar akan berhasil karena akan merasa enjoy menjalaninya. Namun apabila tetap merasa tidak nyaman maka hasilnya bisa fatal.
                Adanya prospek kerja yang tinggi adalah salah satu factor pemilihan jurusan. Dalam hal ini sudah sepantasnya jika orang tua turut berperan serta. Mana ada sih orang tua yang mau menjerumuskan anaknya jurang kesengsaraan? Oleh karena itu demi mengejar prospek kerja yang tinggi semua rela dikorbankan.
                Sehingga dalam hal penentuan jurusan seharusnya orang tua tidak asal memaksakan kehendak. Perlu memperhatikan kemampuan dan minat anaknya dan member pengarahan mana yang baik dan buruk. Jangan hanya mengendalikan gengsi dan prospek kerja yang tinggi karena tanpa kemampuan dan minat semua usaha akan sia – sia.
                by : euzana_

Minggu, Januari 02, 2011

Demam AFF Terasa Sangat

Halo Sobat,,,demam bola masihkah berada di sekitar kalian? Itu pasti. Saya berani menjamin. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana tegangnya kondisi saat menonton final piala AFF leg ke-2 di Gelora Bung Karno kemarin. Ngomongin soal bola tidak akan ada habisnya apalagi mengenai Tim Nasional yang mampu membopong Indonesia masuk ke jajaran final AFF tahun ini. Sungguh prestasi yang diimpikan sejak tiga periode ketika Indonesia mengikuti AFF yakni 2000, 2002, 2004. Menyikapi AFF bahasan kita akan sedikit serius mengarah pada pertandingan final leg kedua di Stadion Utama di Gelora Bung Karno.
Satu babak awal terlewati tanpa ada score baru dengan kedudukan imbang 0 - 0. Tendangan pinalti dari Firman Utina akibat handsball oleh Mohd. Sabre Bin Mat Abu pada menit ke – 18 tidak dapat menjebol gawang Malaysia.
Kekuatan mental pasukan Garuda ternyata diuji lagi. Pada menit ke - 52 tanpa duga berkat umpan dari sektor tengah yang ditujukan kepada top scorer (pencetak gol terbanyak) Mohd. Safee Sali striker asal Malaysia berhasil membobol gawang Markus Haris Maulana. Oh tidak, di saat pemain Indonesia fokus dengan strategi penyerangan namun striker asal Malaysia tersebut mampu menciptakan peluang yang berbuah gol ke gawang Indonesia. Indonesia harus mengakui bahwa mereka kebobolan lagi. Score saat itu berhimpit 0 - 1 dengan agregat 0 - 4 untuk Malaysia.
Irfan Bachdim tak bisa menahan tangis karena tak bisa memberikan persembahan gol kepada bangsa ini. Sangat terlihat ketika dia dan Firman Utina ditarik keluar oleh pelatih Alfred Riedl yang digantikan oleh Bambang Pamungkas dan Eka pada menit ke - 56.
Di sisi lain malang nian nasib Cristian Gonzales Alloco . Umpan yang terus ditujukan kepadanya tidak pernah berhasil ditakhlukkan. Pengamanan kuat dari tim kesebelasan Harimau Malaya sangat ketat terjaga. Gonzales terus ditekan. Tak ada bola yang berhasil membuahkan gol di kaki kiri Gonzales. Semua selalu berhasil ditepis harimau Malaya. Strategi harus ditambahkan. Tidak hanya berkerja keras namun perlu bekerja cerdas.
Sungguh. Ketegangan terasa saat kiper asal Malaysia Khairul Fahmi dengan sangat sigap menangkap bola. Tendangan Bambang Pamungkas tidak mampu menjebol gawang Malaysia. Tapi Indonesia tidak menyerah begitu saja. Di menit-menit akhir akibat kegigihan Bustomin dalam melesatkan umpan yang ditujukan pada beck kiri asal Banten, M.Nasuha berhasil menjebol gawang Khairul Fahmi pada menit ke- 72 dan merupakan gol perdana kali ini bagi Indonesia. Setidaknya Nasuha bisa membuktikan bahwa gawang Malaysia masih bisa ditakhlukan. Beberapa menit kemudian Ridwan pun mampu menjebol kedua kalinya gawang Khairul Fahmi pada menit ke- 87.
Sungguh perlu diacungi jempol bagi keagresifan pemain kita. Namun apa daya. Peluit tanda usai yang ditiupkan oleh wasit mengakhiri pertandingan. Indonesia dinyatakan kalah 2-4 agregat atas Malaysia. Pasukan Garuda harus mengakui keunggulan Tim Kesebelasan Harimau Malaya. Timnas Indonesia memang memang tidak juara namun mereka berhasil memenangkan piala sportivitas pembangkit nasionalisme bangsa dan hal itu mereka buktikan saat berlaga di Gelora Bung Karno kemarin. Kegagalan skuad besutan Afred Riedl tidak hanya berbuah kecewa dan bangga namun yang lebih penting adalah mereka mampu menyadarkan seluruh lapisan masyarakat bahwa kita adalah Indonesia yang Satu.
Indonesia harus mengakui bahwa bukan mereka yang menggondol piala AFF. Seluruh lapisan masyarakat bisa merasakannya. Bahkan sudah tak terhitung berapa banyaknya lapisan yang turut mendukung kesuksesan skuad besutan Alfred Riedl. Mulai dari anak kecil, tua muda, orang tua, kaum intelek yang menggelar nobar bersama mahasiswa asal Malaysia yang berkuliah di Indonesia Padang tepatnya khususnya jurusan kedokteran. Tak ketinggalan pula para penyandang tunanetra sekalipun. Mereka ikut berpartisipasi mendukung timnas Indonesia dengan mendengarkan siaran radio. GBK didominasi oleh skuad merah putih yang tak gentar memberi dukungan pada pasukan Garuda. Tanpa ada serangan balas atas ulah supporter Malaysia dengan sinar lasernya ke tubuh Markus Horison dan Firman Utina mereka menjunjung tinggi nilai kesportivitasan dalam olahraga. Supporter Indonesia malah meneriaki M.Nurdin untuk turun dari jabatannya selaku ketua PSSI yang pernah menjadi narapidana korupsi itu.
Tak cukup hanya menorehkan sebatas tulisan ini saja. Masih banyak kenangan dan hikmah yang dapat dipetik di luar sana tentang bangsa ini. Bangga bukan hanya dengan Timnas Indonesia yang berhasil masuk final di piala AFF tahun ini namun selalu bangga terhadap sesuatu yang berasal dari Indonesia. Maka tanyakan kepada diri kita masing-masing,”Apa yang dapat saya berikan untuk bangsa ini.”