RenuNgan Today




Wahai Gusti Allah,,, Tuhan yang menguasai hati, Maha Membolak-balikkan hati...tetapkan aku dan saudaraku seiman untuk tetap teguh terhadap syariat yg di bawa untusan - Mu,,,bagindaku, Sang Penyafa'at kelak di hari kiamat... tetapkan kami untuk tetap berada di shaf golongan yang masuk surga karena rindu akan Cinta Kasih Mu Wahai Gusti Allah Penguasa Jagad Raya..






Featured Post 1 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Featured Post 2 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Featured Post 3 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Featured Post 4 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Featured Post 5 Title

Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.Download more free blogger templates from www.premiumbloggertemplates.com.

Read More

Join The Community

Selasa, Januari 25, 2011

Jurusan, Antara Orang Tua dan Anak



Di zaman yang semakin mengglobal ini, sobat muda sudah tidak asing dengan bumbu kebarat-baratan. Rasa gengsi dan acuh sudah semakin menggelayuti kehidupan remaja. Bahkan seiring bertambahnya tahun remaja tidak terkontrol dengan iming-iming teknologi yang semakin canggih. Apalgi mengenai pendidikan. Seakan – akan pendidikan remaja sudah teracuni oleh nilai-nilai pamrih. Semua hal dinilai dengan materi.
                Misalnya saja yang selalu menjadi perbincangan hangat setiap tahunnya di bangku SMA adalah masalah PTN. Kalau sudah menyangkut PTN, remaja banyak yang kebingungan. Mau kemana aku? Ambil jurusan apa nantinya? Pasti pertanyaan – pertanyaan semacam itu sudah terngiang-ngiang di benak sobat semuanya.
                Coba lihat teman atau kakak kelas XII. Pasti mereka sibuk memikirkan hal itu. Apalagi jika ada seseorang yang bertanya jurusannya. Remaja harus mempersiapkan  jawaban dari pertanyaan itu. Memikirkan PTN itu hal yang sah – sah saja namun jika sudah terjun ke masyarakat hal tersebut tidak akan dipermasalahkan lagi. Lain halnya dengan jurusan. Harusnya remaja tidak hanya sibuk memikirkan PTN jika akhirnya hanya untuk gengsi n- gengsian.  Namun yang lebih penting dari hal itu adalah penentuan jurusan yang akan menunjukkan kemana arah pekerjaan seseorang. Jadi, hal itu harus diwaspadai.
                Selain hal itu ada masalah lain yang perlu diperhatikan dalam penentuan jurusan yaitu orang tua. Terkadang karena beberapa alasan orang tua memaksakan kehendak yang tidak sejalan dengan anaknya. Lalu gimana dong? Gimana solusinya? Mana yang harus dipilih? Patuh terhadap kehendak orang tua atau sesuai keinginan? Itu memang pilihan yang sulit. Jika kita memilih jurusan sesuai keinginan dalam arti lain tidak sesuai dengan kehendak orang tua dan ternyata tidak sukses, hal itu akan mengecewakan orang tua. Kalau sukses sih OK OK aja. Apabila menyesuaikan dengan keinginan orang tua adakalanya berhasil adakalanya tidak. Jadi semua tergantunga pada diri kita sendiri. Jika dengan berjalannya waktu sobat merasa mulai menyukai jurusan tersebut maka kemungkinan besar akan berhasil karena akan merasa enjoy menjalaninya. Namun apabila tetap merasa tidak nyaman maka hasilnya bisa fatal.
                Adanya prospek kerja yang tinggi adalah salah satu factor pemilihan jurusan. Dalam hal ini sudah sepantasnya jika orang tua turut berperan serta. Mana ada sih orang tua yang mau menjerumuskan anaknya jurang kesengsaraan? Oleh karena itu demi mengejar prospek kerja yang tinggi semua rela dikorbankan.
                Sehingga dalam hal penentuan jurusan seharusnya orang tua tidak asal memaksakan kehendak. Perlu memperhatikan kemampuan dan minat anaknya dan member pengarahan mana yang baik dan buruk. Jangan hanya mengendalikan gengsi dan prospek kerja yang tinggi karena tanpa kemampuan dan minat semua usaha akan sia – sia.
                by : euzana_

Minggu, Januari 02, 2011

Demam AFF Terasa Sangat

Halo Sobat,,,demam bola masihkah berada di sekitar kalian? Itu pasti. Saya berani menjamin. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana tegangnya kondisi saat menonton final piala AFF leg ke-2 di Gelora Bung Karno kemarin. Ngomongin soal bola tidak akan ada habisnya apalagi mengenai Tim Nasional yang mampu membopong Indonesia masuk ke jajaran final AFF tahun ini. Sungguh prestasi yang diimpikan sejak tiga periode ketika Indonesia mengikuti AFF yakni 2000, 2002, 2004. Menyikapi AFF bahasan kita akan sedikit serius mengarah pada pertandingan final leg kedua di Stadion Utama di Gelora Bung Karno.
Satu babak awal terlewati tanpa ada score baru dengan kedudukan imbang 0 - 0. Tendangan pinalti dari Firman Utina akibat handsball oleh Mohd. Sabre Bin Mat Abu pada menit ke – 18 tidak dapat menjebol gawang Malaysia.
Kekuatan mental pasukan Garuda ternyata diuji lagi. Pada menit ke - 52 tanpa duga berkat umpan dari sektor tengah yang ditujukan kepada top scorer (pencetak gol terbanyak) Mohd. Safee Sali striker asal Malaysia berhasil membobol gawang Markus Haris Maulana. Oh tidak, di saat pemain Indonesia fokus dengan strategi penyerangan namun striker asal Malaysia tersebut mampu menciptakan peluang yang berbuah gol ke gawang Indonesia. Indonesia harus mengakui bahwa mereka kebobolan lagi. Score saat itu berhimpit 0 - 1 dengan agregat 0 - 4 untuk Malaysia.
Irfan Bachdim tak bisa menahan tangis karena tak bisa memberikan persembahan gol kepada bangsa ini. Sangat terlihat ketika dia dan Firman Utina ditarik keluar oleh pelatih Alfred Riedl yang digantikan oleh Bambang Pamungkas dan Eka pada menit ke - 56.
Di sisi lain malang nian nasib Cristian Gonzales Alloco . Umpan yang terus ditujukan kepadanya tidak pernah berhasil ditakhlukkan. Pengamanan kuat dari tim kesebelasan Harimau Malaya sangat ketat terjaga. Gonzales terus ditekan. Tak ada bola yang berhasil membuahkan gol di kaki kiri Gonzales. Semua selalu berhasil ditepis harimau Malaya. Strategi harus ditambahkan. Tidak hanya berkerja keras namun perlu bekerja cerdas.
Sungguh. Ketegangan terasa saat kiper asal Malaysia Khairul Fahmi dengan sangat sigap menangkap bola. Tendangan Bambang Pamungkas tidak mampu menjebol gawang Malaysia. Tapi Indonesia tidak menyerah begitu saja. Di menit-menit akhir akibat kegigihan Bustomin dalam melesatkan umpan yang ditujukan pada beck kiri asal Banten, M.Nasuha berhasil menjebol gawang Khairul Fahmi pada menit ke- 72 dan merupakan gol perdana kali ini bagi Indonesia. Setidaknya Nasuha bisa membuktikan bahwa gawang Malaysia masih bisa ditakhlukan. Beberapa menit kemudian Ridwan pun mampu menjebol kedua kalinya gawang Khairul Fahmi pada menit ke- 87.
Sungguh perlu diacungi jempol bagi keagresifan pemain kita. Namun apa daya. Peluit tanda usai yang ditiupkan oleh wasit mengakhiri pertandingan. Indonesia dinyatakan kalah 2-4 agregat atas Malaysia. Pasukan Garuda harus mengakui keunggulan Tim Kesebelasan Harimau Malaya. Timnas Indonesia memang memang tidak juara namun mereka berhasil memenangkan piala sportivitas pembangkit nasionalisme bangsa dan hal itu mereka buktikan saat berlaga di Gelora Bung Karno kemarin. Kegagalan skuad besutan Afred Riedl tidak hanya berbuah kecewa dan bangga namun yang lebih penting adalah mereka mampu menyadarkan seluruh lapisan masyarakat bahwa kita adalah Indonesia yang Satu.
Indonesia harus mengakui bahwa bukan mereka yang menggondol piala AFF. Seluruh lapisan masyarakat bisa merasakannya. Bahkan sudah tak terhitung berapa banyaknya lapisan yang turut mendukung kesuksesan skuad besutan Alfred Riedl. Mulai dari anak kecil, tua muda, orang tua, kaum intelek yang menggelar nobar bersama mahasiswa asal Malaysia yang berkuliah di Indonesia Padang tepatnya khususnya jurusan kedokteran. Tak ketinggalan pula para penyandang tunanetra sekalipun. Mereka ikut berpartisipasi mendukung timnas Indonesia dengan mendengarkan siaran radio. GBK didominasi oleh skuad merah putih yang tak gentar memberi dukungan pada pasukan Garuda. Tanpa ada serangan balas atas ulah supporter Malaysia dengan sinar lasernya ke tubuh Markus Horison dan Firman Utina mereka menjunjung tinggi nilai kesportivitasan dalam olahraga. Supporter Indonesia malah meneriaki M.Nurdin untuk turun dari jabatannya selaku ketua PSSI yang pernah menjadi narapidana korupsi itu.
Tak cukup hanya menorehkan sebatas tulisan ini saja. Masih banyak kenangan dan hikmah yang dapat dipetik di luar sana tentang bangsa ini. Bangga bukan hanya dengan Timnas Indonesia yang berhasil masuk final di piala AFF tahun ini namun selalu bangga terhadap sesuatu yang berasal dari Indonesia. Maka tanyakan kepada diri kita masing-masing,”Apa yang dapat saya berikan untuk bangsa ini.”